“Bang, macam mana saya nak kahwin kalau tak bercinta bang?, tak kan main semborono ja..”
“Awak, awak cakap couple haram, kalau tak couple macam mana saya nak tahu hati budi dia, tak kan nak belasah kahwin ja, nanti tak sesuai pulak”
“Akh, ana ada masalah, ana berkenan kat akhwat ni, tak tenang jadinya, bila baca quran, terasa dia menari menari di atas quran, bila solat, terasa dia hadir bertasbih di jiwa..parah ni akh, tolong ana”
Keluhan dan pertanyaan yang daripada orang yang mula mengenal Islam dan orang yang dah lama mengenal Islam. Solusinya?
Syirik. Ada apa dengan syirik?, anda mungkin pernah mendengar syirik ertinya menduakan. Ya benar, menduakan Allah. Ia terhitung raja segala dosa. Dosa yang tidak ada andilnya untuk diampunkan oleh Allah SWT.
Syirk-al- mahabbah, ertinya menduakan cinta. Cinta yang paling agung melebihi cinta manusia dan seisi langit adalah cinta Allah SWT. Makanya, Allah SWT berfirman mengingatkan
“Dan antara manusia ada orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah…( Al Baqarah 2: 165)
Syirk-al-mahabbah adalah menduakan Allah dalam cinta. Dalam pertembungan antara cinta sesama makhluk dan cinta kepada Allah, maka cinta kepada Allah perlu lebih diutamakan. Apabila kita mencintai seseorang maka segalanya terasa indah dan ringan. Bak kata Laila Majnun yang gila di rasuk cinta ‘andai aku tidak bisa melihat orangnya, maka atap rumahnya sudah bisa menenangkan ku’. Ya, itu kuasa cinta.
Seseorang yang mencintai Allah dengan sebesar besar cinta, maka ‘pertemuan’ dengan Allah menjadi agenda utama hidupnya. Kerinduannya untuk merenung dan mentadabbur kalam Ilahi membuak buak, hidupnya terasa sunyi andai ada hari yang dilalui tanpa ‘berbicara’ dengan kekasihnya. Cintanya juga membuatkan hatinya tidak senang andai ada perintah kekasihnya yang dikhianati juga sebaliknya, hatinya akan terasa pedih andai dia melihat ada yang dengan sengaja melanggar perintah kekasihnya.
Disini perlunya pertimbangan cinta. Cinta yang begitu kuat kepada Allah perlu mendominasi cinta yang lain. Apabila cinta kepada makhluk sama atau lebih kuat cintanya daripada Allah, maka dia telah mensyirikkan cinta. Ya, itulah yang disebut ulamak sebagai syirkul mahabbah.
Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka nantikanlah sampai Allah mendatangkan perkara-Nya (azab-Nya). Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. Attaubah 9: 24).
Andai cinta kepada yang lain selain Allah SWT mendominasi, maka diri akan binasa, hati jadi gundah gulana, mandi serasa tidak basah, jiwa terasa lesu, kalam Ilahi terasa tiada harganya justeru sang bidadari khayalan pula menari indah di atas Kalam yang maha indah, nikmat solat akan mundur pergi datang pula bidadari mainan bertasbih di hati.
Takutlah pada syirik cinta!.
#peringatan untuk diri sendiri :)